1) Teknik Diskusi
Teknik diskusi ini sebenarnya sering dipraktekan di kelas. Biasanya di kelas saya diskusi pada saat presentasi materi perkuliahan oleh teman-teman perkelompok. Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk itulah para konselor perlu dilatih untuk memperoleh keterampilan memimpin yang pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin diskusi ialah sebagai:
a) Pengatur lalu lintas
b) dinding penangkis
c) penunjuk jalan.
Diskusi diawali dengan penguraian materi yang terkait oleh seseorang atau beberapa orang. Setelah itu dibuka sesi tanggapan atau pertanyaan yang berfungsi untuk memperdalam pemahaman kelompok mengenai materi itu.
2) Teknik Ceramah
Teknik ini sudah sering sekali dipraktekan. Seringnya pada layanan klasikal yang bersifat informatif dan preventif. Konselor berbicara di depan atau di tengah kelompok memberikan sejumlah informasi. Tetapi perlu diperhatikan juga, bahwa tidak selamanya metode ceramah erat kaitannya dengan kejenuhan. Konselor diharapkan memiliki public speaking yang baik, agar tidak membuat kelompok jenuh.
3) Psikodrama
Drama ini merupakan permainan peran, berdasarkan kisah nyata salah satu konseli dalam kelompok tersebut. Peran Konselor sebagai pemimpin cukup banyak. Moreno (1953, 1964) menyarankan, bahwa sutradara berperan sebagai produser, fasilitator, pengamat, dan seorang analis. Blatner (1988a) menyatakn lebih lanjut, bahwa seorang direktur seyogianya membangun keterampilannya dalam tiga bidang yang saling tergantung, yaitu:
- Pengetahuan tentang metode-metode, prinsip-prinsip, dan teknik-teknik;
- Pemahaman tentangteori kepribadian dan hubungannya dengan pengembangan pembentukan filosofi hidup; dan Kematangan dan perkembangan kepribadiannya sendiri
4) Sosiodrama
Sosiodrama memang hampir serupa dengan psikodrama, sama-sama merupakan permainan peran. Bedanya, sosiodrama mengambil cerita dari permasalahan sosial yang ada. Jadi ceritanya bukan dari permasalahan nyata konseli.
Tekniknya pun hampir sama dengan psikodrama. Manfaat yang bisa diambil dari teknik ini yaitu
(1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.
(2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya.
(3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
5) Kerja Kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.
Peran konselor dalam proses kerja kelompok hanya memberikan pengaturan awal dan fasilitator terbangunnya kohesivitas kelompok. Konselor pun yang memberikan tujuan terbangunnya kelompok tersebut dan tujuan materi yang hendak dicapai.
6) Games
Penyelenggaraan games ini memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang untuk having fun saja, juga untuk penyampaian materi tertentu. Namun, sejatinya, dalam permainan ini tentu ada pesan yang bisa diambil. Bermain game pada intinya bersifat sosial dan melibatkan belajar dan memenuhi peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri, kontrol emosional,dan adopsi peran-peran pemimpin dan pengikut dari sosialisasi (Serok & Blum, 1983).
Lengkapnya bisa dibaca buku Permainan (Game and Play) karya dosen saya Dr.Nandang Rusmana, M.Pd, (wah udah saya iklanin nih Pak, komisinya ditunggu ya Pak J ).
7) Field Trip (Karya wisata)
Bimbingan yang satu ini yang saya suka (jalan-jalan J ). Konselor juga harus mempersiapkannya dengan matang. Karena seringkali bimbingan dengan metode ini tidak tercapai tujuannya (eh, ini murni pengalaman saya). Seringnya ya malah jadi piknik dan shopping.
Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
(dian lilian)
good job....., i like it....
BalasHapusbanayk banget bu guru,,
BalasHapussaya ga kuat baca'y,,hehe
lanjutkan..